Perjuangan Hidup Seorang Ibu



Tidak akan pernah ada jiwa yang terlahir tanpa pengorbanan ibu, tidak akan pernah hadir seorang buah hati yang mungil tanpa perjuangan ibu, dan tidak akan ada generasi penerus bangsa tanpa  nasehat serta bimbingan ibu. Betapa pentingnya kehadiran ibu dalam kehidupan kita, maka dari itu hargailah ibumu selagi dia masih hidup.

Kita pasti tidak dapat melupakan pengorbanan seorang ibu yang ketika itu mengandung kita selama 9 bulan di perutnya. Alangkah berat, susah bergerak, akan tetapi ia akan selalu menjaganya sampai menjelang kelahiranmu. Apakah engkau tega membentak kemauannya, sedangkan ia memberikan segala keinginanmu sebelum kau memintanya.

Ibu laksana cahaya yang berkilau, walaupun tertutup akan adanya kegelapan ia tetap akan memancarkan cahaya sendiri. Ibu pasti selalu memikirkan anaknya di setiap detik dalam langkahnya. Ibu adalah malaikat tanpa sayap yang selalu menjaga serta membimbing kita hingga dewasa tanpa mengeluh. Jangan sampai, ketika sudah dewasa dan berumah tangga, kita melupakannya.

Sebagaimana kisah terdahulu ada seorang  pemuda yang bernama Alqamah. Dia adakah pemuda yang ahli ibadah, rajin shalat, suka berpuasa, sering bersedekah, dan lainnya. Suatu hari ia mengalami sakit keras, maka istrinya mengirim utusan untuk memberitahukan kepada beliau tentang hal ini. Maka Rasulullah mengutus Ammar bin Yasir, dan Bilal bin Rabah untuk melihat kondisi Alqamah. Beliau bersabda, ”Pergilah ke rumah Alqamah dan talqinlah untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.”

Akhirnya mereka pun pergi menuju rumah Alqamah. Sesampai disana mereka bersegera untuk mentalqinnya, akan tetapi lisan Alqamah tidak bisa mengucapkannya. Lalu sahabat terkejut atas kejadian itu, dikarenakan sahabat hanya mengetahui bahwasanya ia adalah seorang ahli ibadah. Mereka langsung melaporkan kejadian itu kepada Rasulullah. Rasul pun bertanya, ”Apakah dia masih mempunyai orang tua?”

Ada seorang yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia mempunyai seorang ibu yang sangat tua”. Maka Rasul pun mengirim utusan untuk menemui ibunya Alqamah, dan sesampai disana mereka pun menemui ibunya dan berkata, “ Jika engkau masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah, maka datanglah.

Namun, jika tidak mampu, maka biarlah Rasulullah datang menemuimu.” Maka, Dia menjawab, “Saya lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.” Sesampai disana menemui Rasulullah, lalu beliau bersabda, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, bagaimana keadaan putramu Alqamah?”

Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia adalah seorang ahli ibadah, rajin menunaikan shalat, sering berpuasa serta selalu berzakat.

Lalu Rasulullah bertanya lagi, “lalu apa perasaanmu kepadanya?”

Dia menjawab, “Aku sangat marah kepadanya Wahai Rasulullah.”

Rasulullah bertanya lagi, “apa yang menyebabkan anda sangat marah kepadanya?.

Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istri dibandingkan aku dan dia durhaka kepadaku.”

Maka Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya, kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah untuk mengucapkan syahadat”.

Lalu Rasulullah bersabda kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”

Sang Ibu bertanya, “apa yang akan engkau perbuat Wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapan anda.”

Ibu berkata, “Wahai Rasululullah, saya tidak akan tahan jikalau engkau membakar anakku dihadapanku.”
Baca Juga: Menyikapi Kasus Ani Hasibuan

Maka, ibunya memaafkan semua kesalahan Anaknya, dan Alqamah pun dapat mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dari kisah diatas dapat kita ambil kesimpulannya, bahwa sebanyak apapun amalan baik kalian tidak akan bermanfaat sedikitpun di saat tergoresnya hati ibu atas perlakuan anda. Seandainya kita tidak memiliki ibu, pasti kita tidak akan pernah melihat dunia ini.

Zaman sekarang sering terjadi durhaka seorang anak kepada orang tuanya. Mereka lebih suka mengikuti segala hawa nafsunya dibanding nasehat orang tuanya. Mereka lebih sering mengikuti nasehat orang yang tidak sedikitpun peduli kepadanya dibanding orang tuanya. Mengapa demikian? Karena mereka lupa siapa yang memberi perhatian serta kasih sayang di waktu kecil, siapa yang menyusuinya di kala haus, siapa yang melindunginya atas semua kejadian di alam ini, pastilah jawabannya adalah orang tua. Apakah orang lain melakukan apa yang dilakukan ibu terhadapmu? Pastilah tidak.

Dan yang terburuk, sebanyak apapun anaknya, pasti ibu mampu mengurusnya semua, akan tetapi  mereka semua tidak mampu mengurus satu ibu. Inilah yang sering terjadi di zaman sekarang. Mereka seakan-akan melupakan jasa ibunya sendiri yang telah membesarkannya hingga ia sukses.


0 komentar:

Post a Comment